Pernah ngerasa kayak hidup cuma muter di kerja, tidur, terus kerja lagi? Di tengah tuntutan dunia kerja yang makin cepat dan target yang nggak ada habisnya, banyak orang mulai kehilangan batas antara “waktu kerja” dan “waktu hidup”. Apalagi sejak tren kerja hybrid dan remote muncul, banyak dari kita justru makin sulit untuk benar-benar “off” dari pekerjaan.
Padahal, punya penghasilan yang stabil emang penting, tapi kalau gak dibarengi dengan waktu buat diri sendiri, keluarga, dan hal-hal yang bikin hidup lebih bermakna, lama-lama bisa habis juga mental dan fisik kita. Hari gini, jago kerja aja nggak cukup. Yang lebih keren itu, orang yang bisa tetap produktif tanpa kehilangan dirinya sendiri.
Ngatur antara waktu kerja dan kehidupan bareng keluarga, nongkrong bareng temen, ngajak pasangan hange out atau sekedar me time buat diri sendiri emang perlu strategi yang pas. Apalagi kalau jam kerja cukup padet, alhasil waktu kosong cuma dipake buat istirahatin badan aja, sisanya lanjut kerja lagi.
Ngerasa stuck dan gitu-gitu aja ga sih? makanya sekarang banyak orang yang membahas work life balance di media sosial. Emang sengaruh itu buat ngebagi waktu buat kerja dan kehidupan biar kita tetep waras.
Apa itu Work Life Balance?
Work life balance adalah kondisi dimana kita mampu mengatur waktu dengan baik antara kehidupan kerja dan kehidupan pribadi. Buat mencapai work life balance, emang perlu kemauan dari diri sendiri, gimana dan apa motivasi buat sampe ke arah sana.
Salah satu elemen terbentuknya work life balance adalah dari lingkungan kerja yang produktif dan sehat. Kalau seseorang sudah mampu menyeimbangkan antara menjalankan tanggung jawabnya pada pekerjaan dan urusan kehidupan pribadinya, maka ia sudah dikatakan work life balance.
Berikut 5 alasan kenapa karyawan harus mencapai WLB:
Menghindari burnout dan stress kerja
Capek kerja itu wajar, tapi kalau setiap hari rasanya kayak kehabisan tenaga, males bangun pagi, bahkan mikirin kerjaan aja udah bikin sesak itu tandanya kamu butuh jeda. Burnout gak muncul tiba-tiba, dia pelan-pelan nguras energi, bikin kita lupa caranya menikmati hidup.
Makanya, penting banget punya waktu buat ngatur ulang napas dan pikiran. Karena kerja keras nggak akan berarti apa-apa kalau kita tumbang sebelum sampai tujuan.
Meningkatkan produktivitas kerja
Ironisnya, banyak yang mikir makin lama kerja = makin produktif. Padahal kenyataannya, makin kita kecapekan, makin susah otak buat fokus dan ngeluarin ide-ide yang berkualitas.
Work-life balance justru bantu kita kerja lebih efektif karena pikiran lebih segar, badan lebih siap, dan motivasi nggak gampang kendor. Bukan soal kerja lebih banyak, tapi kerja lebih cerdas.
Meningkatkan hubungan yang baik dengan orang di tempat kerja dan diluar tempat kerja
Kalau kita terus-terusan kelelahan atau stres gara-gara kerja, biasanya emosi jadi gampang meledak atau malah jadi dingin banget. Ujung-ujungnya, hubungan sama rekan kerja jadi renggang, hubungan pribadi pun bisa ikut kena imbasnya.
Waktu istirahat yang cukup dan punya kehidupan di luar kerja bikin kita lebih sabar, lebih hangat, dan lebih hadir saat berinteraksi sama orang lain baik di kantor, di rumah, atau di mana pun.
Menjaga kesehatan mental dan fisik
Tubuh dan pikiran kita itu terhubung, dan sering kali yang kena duluan saat nggak ada keseimbangan itu justru mental. Kita jadi gampang cemas, kehilangan semangat, bahkan bisa ngerasa hampa meskipun secara “lahir” kelihatan baik-baik aja.
Work-life balance itu bentuk sayang kita ke diri sendiri. Kita nggak cuma butuh tidur cukup, tapi juga butuh merasa punya kendali atas hidup kita. Karena ujungnya, yang bisa jaga diri kita ya… kita sendiri.
Baca juga: Mengapa Sertifikasi Kompetensi Menjadi Syarat di Dunia Kerja